Sebuah keluarga yang harmonis, yang termasuk keluarga yang menengah ke atas. Andita dan Ananda kembar tapi memiliki sifat yang berbeda 180 derajat antara satu sama lain, kedua saudara kembar yang akur ini selalu berbeda prinsip, keinginan, serta pendapat. Ayah mereka bekerja di sebuah perusahaan swasta ternama, dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang ramah dan baik hati. Dita dan Nanda, itulah nama panggilan mereka berdua, banyak perbedaan di antara kedua saudara kembar ini. Dapat dilihat dari kegiatan di luar sekolah mereka, Dita lebih memilih mengikuti latihan bela diri seperti karate yang sekarang sudah sabuk coklat, sedangkan Nanda les musik seperti biola serta mengikuti sanggar tari ballet.
Dalam percintaan pun keduannya juga berbeda, Dita tidak terlalu menyukai pria yang terlalu romantis, sedangkan Nanda menyukai seorang pria yang romantis dan menyayanginya. Tapi itu ternyata tidak bejalan sesuai keinginan. Ternyata Nanda menyukai salah satu senior karate Dita, senpai karate Dita bernama Adi. Adi ini adalah teman dekat Dita di tempat latihan karatenya, seorang mahasiswa semester dua di universitas negeri di jakarta. Setiap sepulang selesai latihan Adi kadang-kadang mengantarkan Dita pulang, karena kebetulan searah dengan rumahnya.
Setiap sepulang latihan Nanda terkadang sering sekali menanyakan tentang Adi. Dita hanya mau bercerita sedikit tentang Adi, karena Dita bukanlah tipe seseorang yang selalu ingin tahu semua kelakuan semua orang, maklum namanya juga cuek dan maskulin. Keesokkan harinya, sepulang sekolah Nanda tidak pulang bersama dengan saudara kembarnya, karena Dita mampir ke toko buku dulu untuk membeli buku komik. Selain itu juga ternyata Nanda sedang les private biola di rumahnya.
Dari mata turun ke hati, itulah kata pepatah cinta pada pandangan pertama. Tidak sengaja Dita bertemu dengan guru private biola Nanda. Dita yang sedang mengunyah permen karet, tidak sengaja meleparnya memakai mulut dan tidak di sengaja kalau ternyata permen karet tersebut tertempel di baju guru private biola Nanda. Lalu dengan terkejut pria muda tersebut sedikit terkejut dan menyadari kalau ada permen karet di belakang bajunya. Dengan santainya Dita hanya berkata “oow” sambil sedikit cengengesan, pria tersebut mengambil permen karetnya dan melihat ke arah Dita yang sedang cengengesan.
Tiba-tiba, muncul Nanda dari dalam rumah untuk membuka pintu pagar. Karena ternyata sedari tadi guru les biola Nanda tersebut sudah memencet bel berkali-kali, tetapi tidak ada yang keluar. Dita langsung lari masuk kedalam rumah, pria yang tertempel permen karet Dita tadi pun bingung melihat Dita masuk ke arah rumah yang sama. Nanda sedikit bingung melihat saudara kembarnya yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah dengan lari dan Nanda langsung mempersilakan guru privatenya masuk ke dalam rumah.
Dita masuk ke dalam kamarnya, menggeletakkan tas di sembarangan tempat dan langsung menggeletakkan diri di atas tempat tidurnya. Dita terus terbayang-bayang muka pria yang tadi tertempel permen karetnya. Dita tersenyum-senyum sendirian dan melamun, sesaat kemudian mamanya datang mengetuk pintu kamarnya. Mamanya datang menyuruh Dita turun kebawah untuk makan siang bersama. Seselesainya mengganti baju Dita langsung turun kebawah menuju ke meja makan dan melihat seseorang yang begitu membuatnya terkejut.
Makan siang bersama, tak disangka-sangka kalau ternyata seorang pria yang tadi di depan rumahnya ternyata adalah guru private saudara kembarnya. Dita kaget dan sedikit gelagapan dan bertanya kepada mamanya
“Ma, dia guru les biolanya Nanda?”, Dita sedikit ngelagapan
“Ia, dia namanya Rey mahasiswa semester tiga jurusan teknik industri”
“Hah? Tekdus, ngajar biola?”
“Dia ini udah sampai kejuaran ke luar negeri ka”, jelas Nanda
“Ia, mama denger juga dari guru les Nanda yang lain kalau dia juga pinter”
“Hehe, gak juga kok tante”, sambil tersenyum
“Ooh, gitu toh. Tadi maaf banget ya gak sengaja”
“Oh iya gak apa-apa. Tapi aku boleh nanya?”
“Apa?”, jawab Nanda
“Kalian saudara kembar ya?”
“Iya, kenapa kak emangnya?”, jawab Nanda
“Gak, tadi aku pikir yang ngelempar aku pake permen karet itu kamu Nan”.
“Oh jadi tadi yang ngelempar permen karet ke kakak itu...”
“Gue”, Dita menyela perbicaraan Nanda
“Sudah-sudah lebih baik kita makan, ini bibi udah masakin buat kita
Dari sedikit perbincangan tadi, ternyata hal yang di rasakan oleh Dita pun sama dirasakan oleh Rey. Sejak melihat Dita yang sedang cengengesan, Rey pun serasa sedang melihat seorang tuan puteri dari negeri dongeng datang kepadanya. Sesudah makan Dita pergi mandi dan bersiap-siap untuk ke tempat latihan karatenya. Melihat Nanda yang sedang latihan biola bersama guru privatenya membuat Dita ingin terus memandangi wajah Rey yang membuatnya tersipu-sipu. Dita pun berpamittan kepada mamanya dan juga Nanda. Rey hanya melihat Dita, dan melihat kaos yang dipakai Dita yang bertuliskan ‘karateka’, Rey langsung tersipu-sipu melihat Dita.
Dita pun berangkat ke tempat latihannya. Rey yang masih mengajarkan Nanda bermain biola, di sela-sela kesenjangan Rey sedikit menanyakan tentang Dita.
“Nan, Dita beda ya sama kamu”
“Haha, betul itu dia sukanya yang menantang dan suka blak-blakkan kak. Lebih lucunya lagi sih, dia pernah di tembak cowok, baru ngomong langsung ditinggalin pergi sama dia”, sambil tertawa kecil
“Loh kok gitu? Dia gak suka sama cowok?”
“Bukan. Dia gak suka cowok yang culun abis itu gak gentle”
“Waw, kayaknya bisa mencalonkan diri jadi pacarnya”, seru Rey
“Serius loe ka? Coba aja gih sana, palingan nanti dikasih jurus karatenya. Haha”
Mendengar semua cerita tentang Dita, membuat Rey semakin merasa ingin memiliki Dita. Selain itu pun di tempat latihan karate Dita terus terbayang-bayang wajah Rey, sehingga membuat latihan Dita menjadi tidak serius. Berkali-kali di tegur senpai Adi, Dita masih saja terus tersenyam-senyum sendiri. Selesai latihan karate, Adi bertanya kepada Dita kenapa latihan kali ini tidak serius.
“Dit, kenapa loe? Tadi latihan cengar-cengir sendirian”
“Lagi falling in love”, sambil tertawa kecil
“Cie, bisa jatuh cinta juga”
“Terus aja ngeledek. Oh iya loe suka gak sama saudara kembar gue?”, tanya Dita dengan blak-blakan
“Ngeliat juga belom, gimana mau suka. Tapi loe bilang saudara kembar kan?”
“Iye, saudara kembar gue. Gimana mau gue kenalin kagak?”
“Boleh deh”
“Kalau gitu anterin gue bakil ok.”, sambil memukul pundak Adi
“Yee ternyata ada maunya”, sambil melihat muka Dita yang cengengesan
Adi pun mengantarkan Dita pulang, sesampainya di rumahnya Dita langsung mengajak Adi masuk ke rumahnya untuk mampir, sekaligus memperkenalkan Nanda kepada Adi. Dita memulai taktiknya untuk mendekatkan Nanda dengan Adi, Dita menghampiri bibi yang sedang membuatkan minuman menyuruh agar Nanda saja yang mengantarkan minuman dan bibi pergi ke mini market di depan komplek perumahan untuk membelikannya sebuah roti coklat.
Misi pun mulai dilaksanakan dengan rapi oleh Dita, dia mulai menyuruh Nanda mengantarkan minuman ke Adi yang sedang duduk di beranda rumah. Nanda pun mengantarkan minuman kepada tamu yang disuruh oleh saudara kembarnya tersebut. Nanda pun sedikit terkejut melihat seseorang yang berada di depan matanya, Adi pun melihat kembaran Dita yang sedikit berbeda membuat Adi tersipu dan wajah Adi yang tampan membuat Nanda berdebar-debar. Akhirnya mereka berdua pun mulai berbincang-bincang dengan topik yang berbeda-beda.
Misi Dita pun berhasil, memperkenalkan Nanda kepada Adi seorang senpai sekaligus teman baik Dita. Sekarang mulailah taktik Nanda yang tadi siang memberikan nomor handphone Dita kepada Rey guru les biolanya. Dita pun menerima sms dari Rey, hal ini pun juga membuat Dita kembali tersenyam-senyum sendiri, asik smsan dengan Rey mereka mendekatkan diri dengan smsan membahas berbagai macam topik. Akhirnya mereka pun mendapatkan seseorang yang disukai dan mendekatkan diri satu sama lain.
Setelah beberapa lama Rey melakukan pendekatan dengan Dita, Rey pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Dita di sebuah danau dan membawakan satu bucket bunga mawar merah untuk Dita. Selain itu juga Adi pun ingin menyatakan perasaanya kepada Nanda di sebuah taman dengan membawakan 12 ikat balon warna-warni untuk Nanda. Rey pun mengajak Dita ke sebuah danau yang indah, dan di tempat itu pertama-tama Rey memberikan bucket bunga mawar tersebut, dan mengutarakan perasaannya ke pada Dita, “Dita mau gak jadi pacar aku?”. Dengan spontan pun Dita menjawab “iya” dan membalas pandangan Rey. Lalu Rey pun merangkul Dita, dan mencium kepala Dita
Begitu pun kepada Adi dan Nanda, Adi mengajak Nanda ke sebuah taman yang penuh dengan bunga warna-warni, Pertama-tama Adi menyampaikan tujuannya dan berkata kepada Nanda “Kamu mau gak jadi pacar aku?”. Nanda menatap muka Adi dan mengangguk, mengetahui ekspresi Nanda kemudian Adi pun memberikan 12 balon warna-warni itu kepada Nanda sebagai tanda warna cintanya yang beragam. Akhirnya semua berujung manis dan terjadi menurut perasaan mereka masing-masing. Adi dengan Nanda saudara kembar Dita, dan Rey dengan Dita saudara kembar Nanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar